Sarasehan Lintas Generasi: “Pancasila dan Masa Depan Indonesia”

“Menurut saya, persoalan besar bangsa ini adalah kegagalan membangun kecerdasan kolektif” ungkap Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia, Ketua BEM-KM UGM Tahun 2017, dalam Sarasehan Lintas Generasi :“Pancasila dan Masa Depan Indonesia”, di UC yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Pancasila UGM, 31 Maret 2018. Sarasehan yang dipandu oleh Dr. Heri Santoso, Kepala PSP UGM ini berlangsung meriah dan dipadati oleh hadirin yang merepresentasikan perwakilan antar generasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Lebih lanjut Al Fath mengungkapkan kegelisahannya, “Anak bangsa ini cerdas hanya untuk dirinya sendiri, bukan cerdas secara kolektif.  Modalitas sosial kita adalah gotong-royong, tetapi mengapa kita sulit bersatu?” Terkait dengan Pancasila, Al Fath menilai sumber masalah yang mengancam ideologi Pancasila saat ini adalah ketika ada pembakuan-pembakuan tafsir atas Pancasila. Seharusnya masih dibuka ruang-ruang tafsir baru atas Pancasila.


Berbeda dengan Alfath, menurut Yongky Gigih Prasisko, dosen UMBY, berdasarkan pengamatannya di perguruan tinggi swasta, ada beberapa persoalan yang menyebabkan generasi muda saat ini agak jauh dan kurang peduli dengan Pancasila, hal ini disebabkan antara lain : pertama, beberapa dosen gagal mengkoneksikan antara Pancasila dengan disiplin ilmu lain, misalnya bagaimana mengaitkan Pancasila dengan disiplin Akuntasi, tidak banyak yang mampu mengkoneksikannya. Kedua, cara mengajar dan metode pembelajaran kurang mampu membangkitkan minat dan antusiasme mahasiswa. Ketiga, selama ini PT dianggap sebagai benteng terakhir pengembangan Pancasila, namun ironinya data BIN menunjukkan bahwa beberapa kampus ternama di Indonesia ini ternyata terindikasi menjadi “sarang” radikalisme. Mungkinkah PT dijadikan benteng Pancasila?

Berbeda dengan pengalaman Yongky, Uwais Al-Qornik merasakan pembelajaran Pancasila yang menyenangkan. Hal itu dia rasakan ketika mengikuti kegiatan Kemah Pembauran Kebangsaan  yang diselenggarakan kerjasama PSP UGM, Kesbangpol DIY dan Kopertis Wilayah V DIY. Uwais menambahkan bahwa masalah besar bangsa ini adalah karena kita saat ini sedang diproxy war yaitu model dihasut dan dibenturkan.

Menurut Ketua Panitia, Hastangka, sarasehan ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya pembudayaan dan pelembagaan Pancasila di Perguruan Tinggi sekaligus rangkaian dari kegiatan memperingati Hari Lahir Pancasila. Hadir dalam sarasehan tersebut para pemantik diskusi antara lain Hadi Sutarmanto, Sindung Tjahyadi, Vincensius F Jegaut, St. I Nyoman A. W., dan Anisa Destiana (HS-1jun).

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.