Pos oleh :

suronokarti

PSP UGM Mengkaji Pelaksanaan Mata Kuliah Pancasila Berdasarkan UU No.12 th 2012

Pasca disahkannya UU PT NO.12 TAHUN 2012, maka setiap perguruan tinggi di Indonesia wajib untuk memasukkan kembali mata kuliah Pancasila dalam sistem pembelajarannya. Diterbitkannya UU tersebut dimaksudkan untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila pada civitas akademika di perguruan tinggi.

Ada fenomena menarik, beberapa tahun setelah UU ini disahkan justru beberapa perguruan tinggi terindikasi muncul bibit-bibit gerakan-gerakan radikal, muncul kelompok-kelompok ekslusif, bahkan perguruan tinggi juga terindikasi semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila. Terlalu dini jika mengatakan bahwa pelaksanaan UU ini gagal, akan tetapi juga tidak salah jika dikatakan kurang berhasil. read more

Pelembagaan Dan Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila Di Perguruan Tinggi Paska Disahkannya UU No.12 Tahun 2012

Ringkasan:
Pasca disahkannya UU PT NO.12 TAHUN 2012, maka setiap perguruan tinggi di
Indonesia wajib untuk memasukkan kembali mata kuliah Pancasila dalam proses belajar
mengajarnya. Salah satu tujuan utama disusunnya UU ini adalah untuk
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila pada civitas akademika di perguruan tinggi. Yang
menarik, beberapa tahun setelah UU ini disahkan justru beberapa perguruan tinggi
terindikasi muncul bibit-bibit gerakan-gerakan radikal, muncul kelompok-kelompok ekslusif,
bahkan perguruan tinggi juga terindikasi semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila. read more

Pengukuran Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila (IKIP) di Sulsel, Bali, dan NTT

Pusat Studi Pancasila UGM pada bulan maret dan april ini melakukan pengukuran IKIP (Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila) di tiga provinis, yaitu Sulawesi Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. Pengkuran IKIP ini dilakukan untuk melihat bagaimana tingkat ketahanan ideologi Pancasila di Indonesia. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya, dimana pada akhir tahun 2017 telah dilakukan pengukuran IKIP di Maluku, Kalimantan Barat, DIY, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara.

Idealnya kegiatan ini dilakukan diseluruh wilayah Indonesia, akan tetapi karena berbagai keterbatasan maka hanya dilakukan didaerah tertentu. Meski demikian jika ada pemerintah daerah atau lembaga tertentu yang tertarik untuk melakukan kerjasama dalam upaya pen read more

Sinau Pancasila di Kalibawang: Anak-anak Kurban UU

PSP hadir sebagai narasumber pada kegiatan Sinau Pancasila di desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang. Kegiatan itu  merupakan rangakian sinau Pancasila di 78 kecamatan di DIY, yang merupakan kerjasama PSP UGM, Kesbangpol DIY, dan Komisi A DPRD DIY. Acara ini diikuti oleh sekitar 100 orang yang terdiri dari siswa menengah atas, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota TNI, anggota POLRI, dll.

Surono menyampaikan bahwa saat ini banyak sekali anak-anak sekolah yang kurang mengenali wawasan kebangsaan Indonesia mulai dari wilayah, budaya, lagu-lagu perjuangan, ideologi Pancasila, dan sebagainya. banyak yang menyalahkan anak-anak tersebut. Padahal sejatinya anak-anak sekolah adalah kurban dari kebijakan yang disusun oleh generasi sebelumnya, yaitu undang-undang. Tidak diberikannya mata pelajaran sejarah dan geografi pada semua anak didik menyebabkan mereka buta terhadap sejarah dan wilayah bangsanya. Akibatnya anak-anak tidak paham akan kekayaan sejarah (kebhinekaan) dan kekayaan alam negaranya. sehingga mereka akan mudah diadu domba dan kekayaan alamnya diekploitasi negara lain. read more

Sinau Pancasila di Kecamatan Temon

Pusat Studi Pancasila UGM bekerja sama dengan Kesbangpol DIY dan Komisi A DPRD DIY menyelenggarakan kegiatan sinau Pancasila. Kegiatan ini dilakukan di 78 kecamatan di DIY. Pada kesempatan kali ini sudah memasuki wilayah kabupaten Kulon Progo. Pada tanggal 7 Mei 2018, kegiatan sinau Pancasila dilaksanakan di Wilayah kecamatan Temon. Hadir sebagai Pembicara yaitu Surono (PSP UGM), Sukarman (Komisi A DPRD DIY), Kesbangpol DIY dan Kesbangpol Sleman.

Surono menegaskan bahwa keberadaan Pancasila saat ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari segenap anak bangsa dan negara. Karena Pancasila adalah perekat persatuan bangsa Indonesia yang sangat majemuk. Yang harus mendapatkan perhatian serius adalah bagaimana agar Pancasila menarik bagi generasi muda, bagaimana agar Pancasila tidak selalu dibentur-benturkan dengan agama, dan bagaimana menghilangkan “Label” AKU PANCASILA kamu BUKAN PANCASILA. read more

Pembudayaan Pancasila di Persaudaraan Antar Etnis Nusantara Semarang

Upaya membudayakan nilai-niali Pancasila terus dilakukan oleh Pusat Studi Pancasila UGM. Kali ini PSP melakukannya di Semarang, tepatnya di Cafe Gayo yang merupakan salah satu usaha patungan para mahasiswa dari Gayo. acara ini dikemas dengan cara santai dengan menghadirkan seluruh mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia. wadah mahasiswa dari berbagai etnis di Nusantara ini diberi nama PERANTARA (Persaudaraan Antar Etnis Nusantara)

Dalam paparannya Dr. Heri Santoso, Kepala Pusat Studi Pancasila, menagaskan bahwa masalah dan bahaya terbesar dari para mahasiswa saat ini adalah ketidaktahuan mereka terhadap masalah bangsa. sehingga sebagian besar mahasiswa merasa nyaman dalam kondisi seperti sekarang ini. Heri Santoso juga menjelaskan bahwa ideologi Pancasila terancam tercerabut dari jiwa anak bangsa ditengah kondisi yang dengan massive diserang berbagai ideologi dunia..salah satunya liberalisme… read more

Memaknai Kebangkitan Nasional dengan Menumbuhkan Jiwa Merdeka

Pusat Studi Pancasila UGM, pada hari Selasa (15/5/2018) melakukan upaya pembudayaan Pancasila kepada generasi muda di Sleman. kegiatan ini merupakan kerjasama antara PEPABRI dan Kesbangpol Kabupaten Magelang. kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 90 orang yang terdiri dari berbagai unsur, mulai dari ASN, Masyarakat, anggota dan pengurus PEPABRI, tokoh masyarakay, siswa SMA/SMK, dan juga guru.

Kegiatan ini dikemas dalam kegiatan sarasehan  memperingati Hari Kebangkitan Nasional tingkat Kabupaten tahun 2018. kegiatan dilangsungkan di Balkondes (Balai Ekonomi Desa) Kembang Limus Kecamatan Borobudur Magelang. read more

INDEX KETAHANAN IDEOLOGI PANCASILA: DIY TERTINGGI

INDEX KETAHANAN IDEOLOGI PANCASILA:
DIY TERTINGGI

Pusat Studi Pancasila UGM berhasil membuat instrumen pengukuran ketahanan ideologi Pancasila di Indonesia melalui riset Grand Desain Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila (2017). Upaya ini dilandasi oleh kondisi Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai problematika yang bersifat ideologis. Mulai dari isu gerakan pembentukan negara berbasis agama sampai dengan praktik-praktik liberalisasi di berbagai bidang kehidupan.

Permasalahan ideologi tersebut memiliki jenis dan varian yang berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lain. Jika fenomena seperti dibiarkan, akan mengancam kedaulatan bangsa, , ungkap Dr. Septiana Dwiputri Maharani (ketua peneliti)
Surono, M.A. menambahkan, sudah saatnya bagi Indonesia memiliki sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketahanan ideologi yang sekaligus mampu mendeteksi secara dini potensi pelemahan ideologi di suatu daerah. Jika Indonesia memiliki Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Demokrasi, dan indeks-indeks lainnya, maka sudah saatnya juga memiliki Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila (IKIP). Indeks tersebut memiliki posisi sangat strategis dalam mengukur dan mendeteksi tingkat ketahanan ideologi. Ideologi yang dimaksud tentunya adalah ideologi Pancasila.
Pada saat ini instrumen juga telah berhasil digunakan untuk mengukur tingkat ketahanan ideologi Pancasila pada lima provinsi di Indonesia. Yaitu Maluku, Kalimantan Barat, DIY, Sumatera Utara, dan DKI. Berdasarkan hasil pengukuran PSP UGM, kelima provinsi tersebut memiliki tingkat ketahanan yang berbeda-beda.
No Provinsi Nilai Tingkat Ketahanan Rentang nilai read more