Sinau Pancasila: Guru sebagai Pendidik bukan buruh Administratif

Generasi muda, khususnya anak-anak usia sekolah sering dituduh sebagai sumber permasalahan merosotnya moralitas dan karakter bangsa Indonesia. Padahal sejatinya anak-anak jaman sekarang adalah korban kebijakan dan peraturan yang berlaku di negeri ini yang sering kali kurang mendukung upaya pendidikan karakter bangsa. Salah satunya adalah kurikulum yang cenderung mereduksi nilai-nilai pendidikan menjadi sekedar pengajaran, kata Surono dalam kegiatan sinau Pancasila di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

Surono menambahkan, bahwa sudah satnya segera disusun sebuah kurikulum dan kebijakan yang mampu menjadikan guru sebagai pendidik bukan buruh administratif. Karena berdasarkan riset Pusat Studi Pancasila yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Pancasila Yang Menyenangkan Pada Sekolah Pinggiran dan Pedesaan di Indonesia” menunjukkan bahwa para guru saat ini sudah terlalu terbebani dengan kewajiban administrasi yang sangat berat. Para guru mengakui bahwa meskipun kurikulum berubah-ubah tapi ada satu yang khas dan selalu bertambah, yaitu beban administratif. Akibatnya para guru menjadi buruh administratif bukan lagi sebagai pendidik.

Kegiatan ini diikuti oleh para siswa yang berasal dari sekolah menengah atas dan pertama, Anggota TNI, Anggota POLRI, Aparat Desa, Forkompimcam, organisasi kepemudaan, dan lain-lain. Narasumber yang hadir pada kesempatan ini adalah Kapten Ronang Sasiarto (Korem 072 Pamungkas), Kepala Kesbangpol DIY, dan Surono (PSP UGM)

Kegiatan di Dlingo ini merupakan lanjutan dari beberapa kegiatan sebelumnya (78 kecamatan di seluruh DIY). beberapa kegiatan yang sebelumnya dilakukan di:

  1. Kecamatan Pandak tanggal 5 November 2018
  2. Kecamatan Pajangan tanggal 6 Novermber 2018