Ketahanan Pangan untuk Ketahanan Ideologi Pancasila

Ketahanan ideologi Pancasila akan menguat jika dimulai dari ketahanan pangan dan sandang. Jika masyarakat menikmati murah dan mudahnya mendapatkan pangan dan sandang maka kepercayaan masyarakat terhadap  ideologi Pancasila tidak perlu diragukan lagi. Hal ini sudah termaktub pada lambang negara Garuda Pancasila yang menempatkan gambar padi dan kapas (simbol pangan dan sandang) pada perisainya, demikian ungkap Surono pada seminar Pancasila “Ketahanan Ideologi Pancasila untuk Membangun Karakter Desa”, yang diselenggarakan oleh badan Kesbangpol Kabupaten Sleman DIY pada hari Rabu 28 November 2018.

Surono menambahkan, pada level nasional, pemerintah perlu membuat kebijakan program yang berpihak pada petani dan yang tidak kalah pentingnya adalah membuat generasi muda tertarik menjadi petani. Dia mencontohkan, pada negara-negara maju perlindungan terhadap pangan oleh negara sangat ketat. Mereka tidak menyerahkan sepenuhnya urusan pangan kepada pasar. Selain itu berbagai kebijakan yang menarik dan menguntungkan para petani pemula dan calon petani juga selalu diterapkan sehingga banyak masyarakat yang tertarik menjadi petani. Berbagai upaya perlu dilakukan supaya ketahanan pangan di Indonesia terwujud. Bahkan Surono menawarkan gagasan yang “aneh”, “Kalau perlu Petani digaji”, tegas Surono.

Pada level desa, pemerintah desa bisa memaksimalkan dana desa untuk memperkuat kebijakan yang berhubungan dengan ketahanan pangan. Demikian papar surono pada seminar Pancasila yang dibuka oleh wakil bupati Sleman dan dihadiri oleh para kepala desa, aparat pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat dari seluruh wilayah kabupaten Sleman. Kegiatan ini juga menghadirkan Pande Made Kutanegara (Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan), Diasma  S Swandaru (BPIP), staf pengajar STP APMD Yogyakarta.