PSP UGM Mengembangkan Pancasila Sebagai Ilmu

Fakultas Filsafat UGM menggelar Pelatihan Pengembangan Ilmu Pancasila di Perguruan Tinggi. Kegiatan yang mendapat dukungan dari Pusat Studi Pancasila ini diikuti 45 dosen dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Kegiatan Pelatihan Pengembangan Ilmu Pancasila kali ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya pernah digelar di bulan Mei 2018. Pelatihan digelar dengan tujuan agar pengembangan ilmu Pancasila tidak hanya berhenti sebagai ideologi, namun semakin berkembang sebagai ilmu.

“Dari tataran ideologi menuju ke ilmu tentu mengandung konsekuensi dan memerlukan refleksi filosofis,” ujar Dr. Heri Santoso, di Fakultas Filsafat UGM, Selasa (14/8).


Menurut Heri, dengan menjadi ilmu maka Pancasila tidak terlalu dogmatis, ia bisa dievaluasi, bisa diuji kemudian dirangsang untuk menumbuhkan teori. Meskipun teori-teori tersebut bisa tumbuh berkembang, namun bisa juga gugur.

“Seperti yang dilakukan Prof. Mubyarto tentang teori ekonomi Pancasila, atau Kuntowijoyo tentang ilmu sosial profetiknya, itu menampilkan teori-teori yang bersumber pada Pancasila sehingga Pancasila tidak hanya sebagai dogma yang harus diyakini dan diamalkan, tetapi menjadi kajian bersifat akademik,” tutur Kepala Pusat Studi Pancasila UGM.

Para peserta pelatihan ini berasal dari bermacam latar belakang ilmu. Para peserta ada yang berasal dari peternakan, kimia, kependidikan dan lain-lain. Mereka diharapkan mengembangkan pendidikan yang diajarkan Pancasila ke dalam bidang ilmu masing-masing.

Oleh karena itu, pelatihan ini bukan mendidik calon dosen Pancasila, namun justru mengembangkan kemampuan para dosen agar dalam ilmunya masing-masing mampu mengembangkan ilmu yang didasari oleh Pancasila. Juga sebaliknya, mengembangkan Pancasila melalui ilmunya.

“Kita berharap akan ada jejaring untuk pengembangan Pancasila di perguruan tinggi sehingga Pancasila diajarkan dalam tridarma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian dan dilembagakan dalam perguruan tingginya,” imbuhnya.

Dalam pelatihan yang berlangsung sehari ini disampaikan materi tentang pengantar filsafat, pengantar filsafat ilmu dan filsafat Pancasila. Selain itu, disampaikan materi soal ilmu filsafat Pancasila, implementasi Pancasila dalam ilmu pengetahuan dan implementasi Pancasila dalam pengajaran dan pendidikan.

Pendapat yang sama disampaikan Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D., saat membuka pelatihan. Pancasila diharapkan tidak hanya berhenti sebagai ideologi, namun dikembangkan sebagai ilmu.

Dengan begitu maka diperlukan riset-riset, pengkajian dan penelitian serta pengabdian dan pendidikan untuk masyarakat sehingga dengan riset-riset yang dilakukan akan muncul temuan-temuan baru.

“Kita mengapresiasi kegiatan ini. Ke depan UGM akan memback up pelatihan ini untuk dilakukan pelatihan-pelatihan di beberapa kota. Dengan harapan UGM akan menjadi motor penggerak dan pendamping pengembangan ilmu Pancasila di perguruan tinggi-perguruan tinggi,” katanya.

Narasumber lain yang menyampaikan paparannya adalah Dr. Rizal Mustansyir (Ilmu Kepancasilaan), Dr. Sindung Tjahyadi (Pengantar Filsafat dan Filsafat Ilmu), Surono, M.A. (Pengembangan Ilmu Kepancasilaan dalam Bidang Penelitian), dan Dr. Arqom Kuswanjono (Pengembangan Ilmu Kepancasilaan dalam Bidang Pengajaran).

Acara ini semakin khitmad karena juga diawali dengan orasi dan pemotongan tumpeng ulang tahun Prof. Koento Wibisono. Prof Koento ini adalah salah satu pendiri PSP UGM, semoga amalnya menjadi jariyah bagi beliau.

 

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/16838-mengembangkan.pancasila.sebagai.ilmu