Ketahanan ideologi Pancasila akan menguat jika dimulai dari ketahanan pangan dan sandang. Jika masyarakat menikmati murah dan mudahnya mendapatkan pangan dan sandang maka kepercayaan masyarakat terhadap ideologi Pancasila tidak perlu diragukan lagi. Hal ini sudah termaktub pada lambang negara Garuda Pancasila yang menempatkan gambar padi dan kapas (simbol pangan dan sandang) pada perisainya, demikian ungkap Surono pada seminar Pancasila “Ketahanan Ideologi Pancasila untuk Membangun Karakter Desa”, yang diselenggarakan oleh badan Kesbangpol Kabupaten Sleman DIY pada hari Rabu 28 November 2018.
November
Tanggal 15 November 2018. Badan kesbangpol DIY bekerja sama dengan PSP UGM dan DPRD DIY Komisi A kembali menggelar rangkaian kegiatan Sinau Pancasila di seluruh kecamatan di DIY. Pada kegiatan yang dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Piyungan ini, menghadirkan narasumber) yaitu Sekretaris Badan Kesbanghpol DIY dan Surono (Pusat Studi Pancasila UGM). Kegiatan ini dihadiri oleh para generasi muda yang berasal dari berbagai sekolah menengah di wilayah kecamatan piyungan, aparat pemerintah desa maupun kecamatan, anggota TNI, anggota Polri, dan lain sebagainya.
Jumat (16/11/2018), Generasi Muda Pembauran Kebangsaan (GMPK) merupakan generasi muda yang pernah terlibat dalam kegiatan pelatihan kader kebangsaan yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Daerah Istimewa Yogyakarta, Pusat Studi Pancasila UGM, dan Kopertis Wilayah V (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi ) Yogyakarta sejak 2016. Kegiatan pelatihan kader kebangsaan ini melibatkan seluruh perguruan tinggi di Yogyakarta.
GMPK pada hari jumat, 16 November 2018, menyelenggarakan Diskusi Forum Pembauran Kebangsaan di Ruang Bhinneka Tunggal Ika PSP UGM untuk membahas isu-isu kebangsaan dan rancangan kegiatan kebangsaan yang hendak dirumuskan oleh forum generasi muda pembauran kebangsaan, “dari generasi muda untuk generasi muda dan Indonesia”. Isu kebangsaan yang hendak dijawab ialah bagaimana menumbuhkan semangat generasi muda untuk cinta pada tanah air dan bangsanya. Dalam diskusi ini juga membahas tentang kegiatan untuk mendorong percepatan generasi untuk aktif dalam penguatan nilai-nilai kebangsaan.
Generasi muda, khususnya anak-anak usia sekolah sering dituduh sebagai sumber permasalahan merosotnya moralitas dan karakter bangsa Indonesia. Padahal sejatinya anak-anak jaman sekarang adalah korban kebijakan dan peraturan yang berlaku di negeri ini yang sering kali kurang mendukung upaya pendidikan karakter bangsa. Salah satunya adalah kurikulum yang cenderung mereduksi nilai-nilai pendidikan menjadi sekedar pengajaran, kata Surono dalam kegiatan sinau Pancasila di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.
Menggagas Desa Berkarakter Pancasila
“Yang saya khawatirkan ketika kita membangun desa berkarakter Pancasila pada akhirnya justru melahirkan kemunafikan, artinya desa-desa diberi label desa berkarakter Pancasila, namun kenyataannya masyarakat masih melestarikan tradisi atau kebiasaan yang bertentangan dengan Pancasila seperti judi dan mabuk-mabukan” ungkap Heri Santoso, Kepala Pusat Studi Pancasila UGM saat mengantarkan diskusi dalam workhsop kader Pancasila yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sleman. Worshop dalam rangka Revitalisasi dan Aktulalisasi Nilai-nilai Pancasila ini berlangsung selama 3 hari di Hotel Prima SR, Jl. Magelang Sleman ini diikuti oleh perwakilan dari 16 desa se kabupaten, dan masing-masing desa mengirimkan 3 kadernya.