PSP Mengembangkan Model Pembelajaran Pancasila yang Menyenangkan

Pendidikan Pancasila untuk tingkat dasar dan menengah untuk memberi dasar bagi generasi masa depan merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Sebab, saat ini tengah terjadi proses penanaman pendidikan karakter yang merujuk pada core values yaitu Pancasila tidak diperhatikan secara serius dan benar. Oleh karena itu, model inovasi pembelajaran menjadi penting untuk menumbuhkan rasa kebangsaan di kalangan generasi muda.


Demikian disampaikan Dr. Listiyono Santoso, Kepala MWKU Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, pada seminar nasional “Pengembangan Model Pendidikan Pancasila yang Menyenangkan di Sekolah”, di Auditorium lantai 3, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Senin (23/4).

Menurut Listiyono pendidikan karakter di tingkat dasar sampai menengah tidak akan terjadi jika core values yaitu Pancasila tidak pernah dibahas dan ditanamkan secara baik. Bahkan, berbicara pendidikan karakter atau revolusi mental tidak akan mungkin terjadi tanpa dasar nilai yang jelas yaitu Pancasila.

“Oleh karena itu, Pancasila menjadi core values penting dalam meletakkan pendidikan dasar sebagai pendidikan karakter. Karakter dan masa depan suatu bangsa ditentukan bagaimana pendidikan dasar diletakkan dan diberikan fondasi yang kuat,” ujar Listiyono.

Seminar nasional “Pengembangan Model Pendidikan Pancasila yang Menyenangkan di Sekolah” digelar Pusat Studi Pancasila UGM bekerja sama dengan Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta. Seminar yang dihadiri 240 peserta dari kalangan pendidik mulai dari guru SD hingga guru SMA di wilayah Surakarta ini menghadirkan sejumlah pembicara, diantaranya Prof. Dr. Ir. Kapti Rahayu (Rektor Unisri), Dr.Heri Santoso (Kepala Pusat Studi Pancasila UGM), Dr. Hastanti Widynugroho (penerima hibah penelitian unggulan) dan Dr. Listiyono Santoso (Kepala MWKU Universitas Airlangga Surabaya)

Dr. Heri Santoso, Kepala Pusat Studi Pancasila UGM, sebagai keynote speaker menjelaskan kegiatan seminar merupakan bagian dari salah satu luaran penelitian Hibah Unggulan Perguruan Tinggi Lanjutan. Seminar ini sebagai kerangka Pengembangan Model Pembelajaran Pancasila yang Menyenangkan pada Sekolah Pinggiran dan Pedesaan di Indonesia.

Heri menandaskan para pendidik saat ini dihadapkan pada konteks generasi yang berbeda antara zaman dulu dan sekarang. Generasi zaman dulu lebih memfokuskan diri pada apa-nya, namun generasi zaman sekarang lebih memfokuskan bagaimana-nya. Dengan demikian, yang perlu menjadi tantangan para pendidik saat ini adalah bagaimana menyusun suatu metode dan model pendidikan yang kontekstual dan menyenangkan kepada siswa generasi milenial.

“Dalam pendidikan yang perlu ditekankan adalah justru pada mind set seorang pendidik untuk siswanya seperti apa,” katanya.

Pendapat senada disampaikan Rektor Unisri, Prof. Dr. Ir. Kapti Rahayu. Menurutnya, di era milienial ini perlu merumuskan kembali model pendidikan Pancasila yang menyenangkan di sekolah. Hal tersebut penting mengingat Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa.

“Pancasila dalam era sekarang ini dapat diterima dan merasuk ke peserta didik itu yang penting. Bagaimanapun juga Pancasila menjadi bagian pokok dari penguatan karakter bangsa,” ujar Kapti Rahayu.

Sementara itu, Dr. Hastanti Widynugroho berpendapat masih ditemukan kesan yang kurang baik terhadap materi atau pola pengajaran pendidikan Pancasila. Untuk itu, perlu ada inovasi pembelajaran terkait mata pelajaran Pancasila di sekolah.

“Guru atau pendidik tetap merupakan inisiator dan aktor penting dalam mendampingi siswa belajar dan merumuskan model pembelajaran yang menyenangkan di sekolah,” tuturnya . (Humas UGM/ Agung)

Disalin dari https://ugm.ac.id/id/berita/16100-merumuskan.kembali.model.pembelajaran.pancasila.yang.menyenangkan

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.